Tana
Toraja. Secara geografis Tana Toraja yang beribukota di Makale terletak di
bagian Utara Provinsi Sulawesi Selatan yaitu antara 2° - 3° Lintang Selatan dan
119° - 120° Bujur Timur, dengan luas wilayah tercatat 2.054,30 km2 persegi.
Tana
Toraja merupakan salah satu daerah di Indonesia yang kebudayaannya begitu
indah, unik, dan tak ada duanya. Sudah tentu hal ini menjadi kebanggaan kita
sebagai warga Indonesia terutama bagi warga Toraja sendiri.
Tana Toraja juga salah satu tempat konservasi
peradaban budaya PROTO MELAYU AUSTRONESIA yang masih terawat hingga kini.
Kebudayaan adat istiadat, seni musik, seni tari, seni sastra lisan, bahasa,
rumah, ukiran, tenunan dan kuliner yang masih sangat Tradisional, membuat
Pemerintah Indonesia mengupayakan agar Tana Toraja bisa dikenal di dunia Internasional, salah
satunya adalah mencalonkan Tana Toraja ke UNESCO untuk
menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO sejak
tahun 2009. Hal tersebut didukung oleh Jepang untuk
menjadikan Tana Toraja sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, Jepang sendiri
akan ikut dalam upaya konservasi tersebut,
khususnya terkait dengan rumah adat di
daerah Tana Toraja.
Sudah sepantasnya usaha
konservasi itu dilakukan. Mengapa? Karena dimasa sekarang yang sudah tentu kita
berada di era globalisasi, masyarakat Tana Toraja masih sangat menjunjung
tinggi akan kebudayaan mereka. Mulai dari ritual pemakaman, pernikahan, rumah
adat, dan lainnya masih dapat kita jumpai hingga detik ini.
Bukan hanya sekedar
kata bahwa Tana Toraja itu indah dan unik. Kita bisa menjumpainya dan
menyaksikannya sendiri. Inilah keunikan dan keindahan dari beberapa kebudayaan Tana
Toraja.
1. Ritual Pemakaman Suku Toraja (Rambu Solo’)
Hal ini yang
paling unik di Tana Toraja dengan ritual pemakamannya yang berbeda dibanding
dengan ritual pemakaman lainnya. Ritual pemakaman ini disebut Rambu Solo’. Rambu Solo’ merupakan acara tradisi yang sangat meriah
di Tana Toraja, karena memakan waktu berhari-hari untuk merayakannya. Upacara
ini biasanya dilaksanakan pada siang hari, saat matahari mulai condong ke barat
dan biasanya membutuhkan waktu 2-3 hari. Bahkan bisa sampai dua minggu untuk
kalangan bangsawan. Kuburannya sendiri dibuat di bagian atas tebing di
ketinggian bukit batu. Karena menurut kepercayaan Aluk To Dolo (kepercayaan
masyarakat Tana Toraja dulu, sebelum masuknya agama Nasrani dan Islam) di
kalangan orang Tana Toraja, semakin tinggi tempat jenazah tersebut diletakkan,
maka semakin cepat pula rohnya sampai ke nirwana.
2. Buntu Kalando
Tongkonan/rumah tempat Puang Sangalla' (Raja
Sangalla') berdiam. Sebagai tempat peristirahatan Puang Sangala' dan juga
merupakan Istana tempat mengelola pemerintahan kerajaan Sangalla' pada waktu
itu, Tongkonan Buntu Kalando bergelar "tando tananan langi' lantangna
Kaero tongkonan layuk". saat ini Tongkonan Buntu Kalando dijadikan Museum
Tempat menyimpan benda-benda prasejarah dan peninggalan kerajaan Sangalla'.
3. Pallawa
Tongkonan Pallawa adalah salah satu tongkonan atau rumah adat yang
sangat menarik dan berada di antara pohon-pohon bambu di puncak bukit.
Tongkonan tersebut didekorasi dengan sejumlah tanduk kerbau yang ditancapkan di
bagian depan rumah adat. Terletak sekitar 12 km ke arah utara dari Rantepao.
4. Londa
Londa adalah bebatuan curam di sisi makam khas Tana Toraja. Salah
satunya terletak di tempat yang tinggi dari bukit dengan gua yang dalam dimana
peti-peti mayat diatur sesuai dengan garis keluarga, di satu sisi bukit lainya
dibiarkan terbuka menghadap pemandangan hamparan hijau. Terletak sekitar 5 km
ke arah selatan dari Rantepao.
5. Kete Kesu
Obyek yang mempesona di desa ini berupa Tongkonan, lumbung padi
dan bangunan megalith di sekitarnya. Sekitar 100 meter di
belakang perkampungan ini terdapat situs pekuburan tebing dengan kuburan
bergantung dan tau-tau dalam bangunan batu yang diberi pagar. Tau-tau ini
memperlihatkan penampilan pemiliknya sehari-hari. Perkampungan ini juga dikenal
dengan keahlian seni ukir yang dimiliki oleh penduduknya dan sekaligus sebagai
tempat yang bagus untuk berbelanja souvenir. Terletak sekitar 4 km
dari tenggara Rantepao.
6.
Batu Tumonga
Di kawasan ini kita dapat menemukan sekitar 56 batu menhir dalam
satu lingkaran dengan 4 pohon di bagian tengah. Kebanyakan batu menhir memiliki
ketinggian sekitar 2–3 meter. Dari tempat ini kita dapat melihat keindahan Rantepao
dan lembah sekitarnya. Terletak di daerah Sesean dengan ketinggian 1300 meter
dari permukaan laut.
7. Lemo
Tempat ini sering disebut sebagai rumah para arwah. Di pemakaman Lemo
kita dapat melihat mayat yanng disimpan di udara terbuka, di tengah bebatuan
yang curam. Kompleks pemakaman ini merupakan perpaduan antara kematian, seni
dan ritual. Pada waktu-waktu tertentu pakaian dari mayat-mayat akan diganti
dengan melalui upacara Ma' Nene.
8. Upacara Ma’ Nene
Tradisi satu ini sangat
unik, dan menjadi objek penelitian banyak pihak dari luar negeri. Ma'nene
merupakan tradisi asli dari masyarakat Tana Toraja. Ma'nene diselenggarakan tiga tahun
sekali sebagai bentuk penghormatan pada leluhur dan orang-orang yang telah
lebih dulu meninggal dunia.
Serem juga ya.
Serem juga ya.
Nah,
itulah beberapa keunikan dari kebudayaan Tana Toraja. Suatu kebudayaan yang
luar biasa indahnya. Tentu hal ini menjadi suatu objek wisata bagi mereka yang
tertarik dan penasaran akan kebudayaan asli Tana Toraja karena kita akan turut merasakan suasana di Tana Toraja yang
kehidupan masyarakatnya masih tersentuh dengan adat-istiadat para leluhur mereka.